HILANGNYA MINAT BACA BUKU


Lingkungan kampus memiliki orientasi intelek, itu tak lepas dengan sebuah aktivitas diskusi yang terbangun di dalam cultur kemahasiswaan. Akhir-akhir ini konstrasi belajar mahasiswa terpecah di akibatkan perkembagan zaman yang semakin mengakar ke lingkungan kampus. Di era modernisasi yang memiliki gaya berfikir pragmatis dan hedonis, bisa di bilang hal-hal seperti sangat agresip mempengaruhi kesadaran mahasiswa. Pola pikir mahasiswa saat di ambang konstruksi kesadaran, sebuah dotrinisasi zaman yang makin menguat, membuat aktivitas berfikir mahasiswa beruba begitu pesat.


Mengapa mahasiswa begitu lemah di hadapan zaman, ketika kita lacak lebih jauh, itu di sebabkan hilangnya budaya membaca mahasiswa yang mengakibatkan kroposnya motif-motif kritis di lingkungan kampus. Hilangnya cultur literasi di lingkungan kampus akan mengakibatkan hadirnya sebuah era tentang defisitnya wawasan dan pengetauan di dalam aktivitas kemahasiswaan, apa yang harus di sadari oleh mahasiswa terhadap situasi ini, sebuah kematian ruang intraksi intelek yang tak lagi mendominasi cultur kemahasiswaan.


Perlunya kesadaran reflektif, yang bisa memberi konribusi terhadap mahasiswa untuk lebih menyadari problem yang terjadi. Menghadirkan aktivitas diskusi di  lingkungan kampus yang bisa mendorong minat membaca mahasiswa, kesadaran seperti ini perlu di suplay ke dalam lingkungan kampus agar aktivitas mahasiswa mengalami perubahan. Maka di perlu sebuah kesadara kolektif dari mahasiswa untuk melakukan perubahan-perubahan dalam aktivitas mahasiswa.


Kita perlu menyadari, mahasiswa selalu memiliki potensi untuk selalu tegelam dalam ke bodohan, ketika potensi inteleknya tak di fungsikan maka ke dalam kebodohan akan menjumpainya, maka dari itu perlu ada kesadaran yang mengalir di dalam lingkungan kampus, agar cultur literasi terbangun dalam kesadaran mahasiswa.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dua tahun lebih vakum, BEM STIE YPUP hadir kembali dengan terpilihnya ketua baru

Gambar
ANTONSAKURA YPUP- Terpilihnya ketua baru badan eksekutif mahasiswa (BEM) STIE YPUP, yaitu Muh. Yusril, periode 2024/2025. Setelah dua tahun lebih vakum, karena berbagai macam masalah. Terpilihnya ketua baru tanpa melalui proses pemilu raya, itu terjadi diakhir kegiatan LKMM-TA. Kegiatan LKMM-TA dirangkaikan dengan ditunjuknya ketua baru badan eksekutif mahasiswa (BEM). Hal ini bisa mengundang banyak pertanyaan, tidak terlibatnya MPM dalam terpilihnya ketua BEM baru, sehingga menjadi alasan tidak adanya pemilu raya, atau mungkin MPM belum ada, mengapa seperti itu? Adapun visi dan misi ketua BEM terpilih Muh. Yusril, yaitu: Visi: "Mewujudkan STIE sebagai pusat unggulan dalam pengembangan intelektual, kepemimpinan, dan kewirausahaan mahasiswa, melalui kolaborasi, inovasi, dan pemberdayaan yang berkelanjutan." Misi: 1. Meningkatkan Kualitas Akademik dan Non-Akademik. 2. Memperkuat Solidaritas dan Kebersamaan Mahasiswa. 3. Mendorong Inovasi dan Kewirausahaan 4. Meningk...
Baca selengkapnya

Hegemoni kampus, hilangnya pemikiran kritis mahasiswa

Gambar
Berpikir kritis bersifat tajam, cepat menanggapi persoalan yang dianggap meresahkan. Jika keadaan menindas, kritik akan menyerang habis-habisan. Berpikir kritis muncul karena adanya sesuatu yang tak masuk akal, mendorong kita untuj mempertanyakan. Pemikiran kritis hidup dalam renungan-renungan refkektif. melindungi kita dari jurang kebodohan, berpikir kritis terkadang tak diberi ruang berpendapat, karena dinilai mengancam kekuasaan. Di sini saya ingin bertanya, apakah mahasiswa masih memiliki pemikiran kritis? jika mereka sadar, bahwa di dalam kampus mempunyai banyak kasus yang membuat kondisi merasa tidak nyaman, namun hanya berdiam diri saja. Juga di sisi lain, mahasiswa takut karena ada ancaman dari pihak kampus. Saat ini yang saya dengar hegemoni kampus sedang bermain, berupaya membuat mahasiswa tak banyak bicara terkait persoalan kampus, diberi ancaman nilai,  dipersulit kuliahnya, dan berbagai intervensi, agar mereka dibungkam. Jelas, jika seperti ini, kondisi kam...
Baca selengkapnya

Mekanisme kuasa dan disiplin tubuh

Gambar
Oleh: Sahru Ramadhan Manusia adalah makhluk yang bebas, bertindak dengan bebas, berpikir dengan bebas, Namun mereka hidup di tengah kaida sosial yang menjadi pedoman perilaku, sehingga dalam setiap pilihannya ditentukan oleh lingkungan yang berlaku. Kebudayaan merupakan proses pendisiplinan, yang diproyesikan begitu rapi, hingga tumbuh menjadi tradisi turun-temurun. Berbicara tentang Disiplin, saya menggunakan pemikiran Michel Foucault terkait Disiplin tubuh. Menurutnya, disiplin merupakan tindakan untuk menghasilkan manusia-manusia yang terkontrol, yang dapat diperlakukan sebagai tubuh yang patuh. Hal ini, menjadi salah satu bentuk kritik Foucault terhadap era modernisasi dan strukturalisme. Foucault juga berbicara tentang hubungan kuasa dan pengetahuan. Baginya, kebudayaan atau aturan-aturan sistematis merupakan proses kerja antara kekuasaan dan pengetahuan yang diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari manusia. Menurutnya, di era modernisasi manusia menjadi objek ...
Baca selengkapnya