buruh dalam perjuangan hidupnya

Oleh: Redaksi

Kita bisa menyebutnya, kaum buruh tergolong dari kelas masyarakat terbawah, kebutuhan hidup terbatas, dan rela menggantung nasibnya di bawah perintah para pemilik pemodal. Pekerjaan mereka seperti melawan badai di tangah lautan,  semua itu demi kepentingan. Di sanalah mereka berjuang, memperbaiki nasib, agar hidup mereka lebih layak, juga bercukupan.

Kaum buruh yang bekerja dalam sebuah pabrik, diperlakukan layaknya serdadu, diatur dan bentuk. Mereka bukan hanya tunduk terhadap perintah sang pemilik, mereka juga diperbudak oleh mesin-mesin produksi dalam proses jam kerja. Semakin banyak kekuatan fisik dikorbankan, semakin bagus juga hasil yang produksi.

Dengan hal ini, betapa pentingnya mereka, buruh sebagai relasi penyalur pendapatan. Di Dalam perusahaan, buruh tak memiliki waktu untuk mengetahui hal itu, yang terpenting baginya, hanya terus bekerja demi sebuah upah. Mungkin inilah sebuah keterpaksaan, terjadinya teralienasi dari dirinya. Mereka yang sadar tentang perbudakan terjadi terhadap dirinya. Namun mereka harus menutup mata.

Teralienasi sebuah keharusan yang kontrak kerja, mereka terpisah dengan keluarganya, berlembur-lembur, tak kenal lelah yang tidak memiliki ujung. Alienasi yang diartikan sebagau individu yang terasing dari dirinya sendiri.

Seorang buruh layaknya menjual tenaganya, kreatifitasnya, hingga waktunya, semua tunduk terhadap kebutuhan hidup. Pada akhirnya, nasib buruh dinilai tak punya arti sebagai manusia yang utuh.

Dengan hal ini, adanya sikap pasrah terhadap hidup yang keras, buruh  yang bekerja berjam-jam, hanya untuk sebuah upah demi hidup mereka yang berkelanjutan.

Keterpaksaan membuat para buruh kehilangan menahan dan terisolasi dengan dunia luar. Seakan hidup ini digenggam oleh pemilik modal.

buruh yang terus dikepung dengan sebuah beban, juga di sisi lain, nilai upah ditentukan  pekerjaan, seberapa banyak waktu kerja yang dibutuhkan, demi sebuah kualitas produksi.

Itu yang dilakukan para pemilik modal,  begitu konservatif, terus berusaha mempertahankan kepentingannya. Kalr Marx menyebutnya, inilah kenyataan, adanya dua kelas yang saling berlawanan, dan akan terus tumbuh dalam sistem relasi kerja. Maksudnya, Pertentangan dua kelas ini akan terus ada dalam tubuh sistek kapitalisme.

Para buruh berada dalam sentral perjuangan. Seperti apa yang disebut karl Marx tentang perjuangan kelas. Memperjuangkan haknya, juga nasibnya hingga hidupnya. Memutuskan status diri sebagai alat penghisapan pemilik modal. demi cita-cita keadilan dan kesejahteraan.

Kata karl Marx, tentang kritik terhadap penguasa, " kita sebaiknya curiga jika penguasa mengkhotbahi masyarakat tentang nilai-nilai luhur serta kewajiban-kewajiban moral, tanpa disadari, khotbah seperti itu penuh dengan pamrih " inibebuah ungkapan yang membakar, membangunkan jiwa-jiwa yang tertidur untuk perlawanan.

Selamat hari buruh, 1 mei 2023.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dua tahun lebih vakum, BEM STIE YPUP hadir kembali dengan terpilihnya ketua baru

Hegemoni kampus, hilangnya pemikiran kritis mahasiswa

Mekanisme kuasa dan disiplin tubuh