KAMPUS DAN MUNCULNYA  HEDONISME




akhir-akhir ini aktivitas kemahasiswaan makin meresot, hingga tak ternilai lagi. Adanya aktivitas yang berhasil mengeser pola pikir kultur kemahasiswaan, di tambah lagi dengan orentasi intelektual yang makin defisit dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan. Di dalam lingkungan kampus saat ini bermunculan gaya-gaya hedonis. Mahasiswa lebih banyak menghabiskan waktu hanya nongkrong dan bergosip hal-hal yang tak berhubungan dengan kultur kegiatan kemahasiswaan.


Situasi ini makin mendominasi lingkungan kampus, muncul gank-gank hedonis yang mempertontonkan kecantikan atau ketampanan dalam berpakaian. Pemikiran pragmatis seperti, yang membentuk pola pikir materialistik para mahasiswa. Problem inilah yang membuat semangat untuk berorganisasi sudah tak memiliki nilai jual lagi. Peran lembaga kemahasiswaan tak memiliki pengaruh, karna penguatan kultur intelektual seperti kultur diskusi atau budaya literasi kurang agresip dalam mempengaruhi pola pikir mahasiswa.


Hilangnya semangat intelektual, membuat mahasiswa tak memiliki nilai kritis lagi, butah akan sebuah wawasan membuat mahasiswa begitu mudah masuk dalam jurang kebodohan. Mahasiswa hanya memikirkan treveling atau tempat liburan. Demi menikmati kehidupan yang realistis. Defisitnya semangat berorganisasi menjadi sebuah bencana bagi kultur kemahasiswaan.


Peran lembaga kemahasiswaan sangat penting, merancang strategi dalam merekayasa aktivitas mahasiswa dengan menghadirkan kegiatan-kegiatan diskusi dilingkungan kampus secara kolektif. Demi menghidupkan lagi nuasan intelektual dalam aktivitas kemahasiswaan. Semoga tulisan ini memberi dampak kesadaran terhadap mahasiswa yang apatis untuk beroganisasi.






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dua tahun lebih vakum, BEM STIE YPUP hadir kembali dengan terpilihnya ketua baru

Hegemoni kampus, hilangnya pemikiran kritis mahasiswa

Mekanisme kuasa dan disiplin tubuh