BURUH DAN PERJUANGANNYA
Buruh adalah sebuah kelas yang saat ini sedang memperjuangkan kesejahtraannya. Dengan dorongan kesadaran yang ikhlas demi status ekonomi yang mapan, buruh sebagai roda produksi kebutuhan yang berkerja dalam desakan waktu kerja. Dengan upah dia rela menyempatkan diri untuk berkerja berjam-jam.
Dalam pendapatan upah buruh, itu belum pasti dalam menutupi kekurangan kebutuhannya. Dari situlah dia di desak oleh kondisi untuk terus berkerja. Kerja sebagai bentuk keterpaksaan, karna lewat kerjalah sebagai jalan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Apakah pengusaha atau pemilik perusahaan mengerti tentang hal itu, untuk lebih dalam mengetaui kondisi para pekerja.
Saat ini para buruh dalam waktu jam kerja, itu tidak merata, ada sebagian buruh yang proritaskan untuk lembur dan ada juga tidak, lembur sebagai tambahan jam kerja. Disinilah keadilan tak pernah terpenuhi, kadang buruh lembur tapi tak sesuai dengan upah yang dia dapatkan. Rasa ingin mengugat tapi tertahan dengan ketakutan kehilangan pekerjaan. Motif inilah yang di sebut kalr marx tentang buruh yang sering konsumsi kesadaran palsu.
Kesadaran palsu di gambarkan pembicaraan karl marx adalah buruh yang berkerja dengan keterpaksaan bukan dari dari kesadarannya. Kondisilah yang membuat dia harus berkerja, perjuangan buruh selalu berjalan di garis kebutuhan. Disana ada yang diperjuang dalam tetesan keringan, sebuah cita-cita kesejahtraan ekonomi.
Hari buruh adalah hari untuk merenungkan, dimana kita harus memahami kedalaman subtansi dari perjuangan seorang buruh. Di sana ada keringat yang di peras demi sebuah upah, demi menafkahi perjalanan hidupnya di dunia ini. Disini mari kita refleksi motif-motif perjuang buruh, sebuah perjuangan demi kemakmuram masyarakat.
Buruh senantiasa membangun hubungan mereka dengan problem ekonomi, bahwa mesti ada proses merawat gagasan mereka tentang arti kemakmuran ekonomi.ini sebuah upaya bentuk komitmen untuk mengawal kebijakan pemilik modal.
Marx berkata, Sejarah manusia adalah sejarah pertentangan kelas, antara kelas buruh dalam kelas pemodal. dalam pertentangan itu ada keadilan yang di perjuangkan. Sebuah upaya demi menciptakan kesejahtraan masyarakat secara universal.(Sahrul Ramadhan)
Dalam pendapatan upah buruh, itu belum pasti dalam menutupi kekurangan kebutuhannya. Dari situlah dia di desak oleh kondisi untuk terus berkerja. Kerja sebagai bentuk keterpaksaan, karna lewat kerjalah sebagai jalan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Apakah pengusaha atau pemilik perusahaan mengerti tentang hal itu, untuk lebih dalam mengetaui kondisi para pekerja.
Saat ini para buruh dalam waktu jam kerja, itu tidak merata, ada sebagian buruh yang proritaskan untuk lembur dan ada juga tidak, lembur sebagai tambahan jam kerja. Disinilah keadilan tak pernah terpenuhi, kadang buruh lembur tapi tak sesuai dengan upah yang dia dapatkan. Rasa ingin mengugat tapi tertahan dengan ketakutan kehilangan pekerjaan. Motif inilah yang di sebut kalr marx tentang buruh yang sering konsumsi kesadaran palsu.
Kesadaran palsu di gambarkan pembicaraan karl marx adalah buruh yang berkerja dengan keterpaksaan bukan dari dari kesadarannya. Kondisilah yang membuat dia harus berkerja, perjuangan buruh selalu berjalan di garis kebutuhan. Disana ada yang diperjuang dalam tetesan keringan, sebuah cita-cita kesejahtraan ekonomi.
Hari buruh adalah hari untuk merenungkan, dimana kita harus memahami kedalaman subtansi dari perjuangan seorang buruh. Di sana ada keringat yang di peras demi sebuah upah, demi menafkahi perjalanan hidupnya di dunia ini. Disini mari kita refleksi motif-motif perjuang buruh, sebuah perjuangan demi kemakmuram masyarakat.
Buruh senantiasa membangun hubungan mereka dengan problem ekonomi, bahwa mesti ada proses merawat gagasan mereka tentang arti kemakmuran ekonomi.ini sebuah upaya bentuk komitmen untuk mengawal kebijakan pemilik modal.
Marx berkata, Sejarah manusia adalah sejarah pertentangan kelas, antara kelas buruh dalam kelas pemodal. dalam pertentangan itu ada keadilan yang di perjuangkan. Sebuah upaya demi menciptakan kesejahtraan masyarakat secara universal.(Sahrul Ramadhan)
Komentar
Posting Komentar