DOSTOIEVSKY DAN SEBUAH PERTEMUAN MEONTOLOGI
sedikit mempertemukan sebuah refleksi intuitif tentang manusia di bingkai sebuah kedalam prinsip berfikir. Saya hanya memposisikan diri sebagai penyimak isi buku ini, karna dengan menariknya sebuah judul buku tentang perihal meontologi.
Dostoievsky disini yang akan membimbing kita dalam isi perbincangan ini, yang memperkenalkan meontology yang terkandung istilah meonik. Disin dia akan menyampaikan terhadap kita tentang hubungan manusia dan eksistenasi berfikir.
Keseriusan Dostoievsky tampak jelas ketika dia berpendapat bahwa cara berfikir manusia di dasarkan dengan sifat meonik yang memberi ketiadaan terhadap eksistensi manusia. Disini Dostoivesky berargumen denga relasi apa yang terlihat dalam sebuah aktivitas berfikir.
Bahwa meonik mengacu kepada yang menempatkan ketiadaan sabagai dasar dari segala yang ada. Mungkin saja Dostoievsky bermaksud untuk mengupas kenyataan dalam berfikir, bahwa ini yang terjadi.
Apakah diranah publik akan menerima konsep Dostoievsky, mungkin saja Dostoievsky akan di nilai sebagai perusak aktivitas berfikir manusia dan di anggap sangat menyesatkan.
Disini meonik adalah sebuah ketiadaan dan bermotif inmaterial yang mengalir tak berbentuk. Menurut saya, ini sebauh refrensi dan saya tidak menilai Dostoievsky sebagai pembawa bencana dalam kehidupan manusia. Dia menempatkan manusia didalam posisi yang ketiadaan, sebagai menjadi titik kesadaran manusia dalam memperjelas keberadaan dirinya.
Aku tak melupakan pesan-pesan yang di sampaikan Dostoievsky di dalam isi bukunya. Saya rasa kita sulit untuk memahami isi bentuk cara berfikir Dostoievsky. Apakah Dostoievsky sebagai mistik yang akan menganggu aktivitas berfikir?. Ataukah dia sebagai malaikat dalam menyelamatkan kesesatan berfikir manusia.
Komentar
Posting Komentar