FILSAFAT DAN KRISIS KEDALAMA BERFIKIR


PENULIS: sahrul ramadhan


Krisis kedalaman berfikir menjadi sebuah hambatan manusia dalam melihat kehidupan secara universal. Hadirnya sebuah keterbatasan membuat aktivitas berfikir manusia begitu dangkal. Munculnya filsafat di abad 6, mencoba mendongkrak aktivitas intelektual manusia, rasa akan ingin tau begitu mendominasi kesadaran manusia. Filsafat memiliki kekuatan berfikir begitu tajam, yang bertujuan mencari esensi kebenaran secara universal. Kontribusi filsafat sangat penting dalam membentuk pandangan hidup, Hingga merancang sebuah perdaban.


Di sisilain filsafat memang sedikit rumit, memiliki konsep berfikir begitu tak terbatas, orang yang berfilsafat adalah orang yang tak perna puas dengan pengetauan yang dia temukan. Dia akan terus mencari apa yang menganjal dalam pemikirannya. Hingga perkembangan filsafat telah mewarnai kasana keilmuan manusia, munculnya ide-ide baru yang berkontribusi dalam ruang praktisi dan juga Membentuk kesadaran kritis manusia. Berfilsafat sebuah kerja-kerja meragukan sesuatu, membongkar sistem yang fundamental.


Jika kita bertanya-tanya, kebenaran apa sih yang dia inginkan filsafat. Mengapa filsafat mengajak kita untuk ragu terhadap sesuatu. Filsafat sangat sinis terhadap motif-motif fundametalis dan anti terhadap batas-batas. Karna ketika sebuah gagasan yang memiliki unsur ingin mendominasi kehidupan manusia, di situ ada keinginan yang dipaksa ingin berkuasa. Filsafat mencoba berupaya mengangkat masalah ke permukaan, menelanjangi gagasan-gagasan yang fundamental. Dari sinilah, Filsafat tak punya cita-cita tentang kebenaran apa yang dia cari dan hanya lebih senang menghadirkan masalah.



Belajar filsafat sama halnya membangun cara berfikir kritis. Menyosong ke dalam ruang abstrak dan merenungkan sesuatu. Kesadaran ingin tau terus mendorong nalar kritis manusia tanpa tepih dan terus berupaya merawat kesadaran kritis manusia. Penting berfikir kritis demi menghindari jurang ketidak tauan, buta akan sesuatu. Hingga peran filsafat sangat efektif untuk kehidupan manusia, membuka diri terhadap sesuatu untuk dipertanyakan.



Berjalan tanpa memikirkan dimana harus berhenti. Tapi selalu cemas tentang tujuan, terus bertanya-tanya di dalam perjalan ini. Hingga kau tak sadar, bahwa kau sudah sejauh ini berfikir. Itulah filsafat, yang tak perna letih mendayung langka berjalanannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dua tahun lebih vakum, BEM STIE YPUP hadir kembali dengan terpilihnya ketua baru

Hegemoni kampus, hilangnya pemikiran kritis mahasiswa

Mekanisme kuasa dan disiplin tubuh