PLURALISME ( DALAM PERSPEKTIF KEINDONESIAAN DAN ORAGANISASI GMKI ).


PENULIS: MELKIAS ( ketua komisaria GMKI YPUP )




Pluralisme mungkin sering kali kita dengar dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam konteks Organisasi maupun dalam berbangsa dan bernegara. Berikut akan diuraikan secara Singkat tentang Makna Pluralisme.

*Pengertian Pluralisme

Kata Pluralisme (bahasa Inggris: pluralism), terdiri dari dua kata plural (=beragam) dan isme (=paham) yang berarti paham atas keberagaman. Definisi dari pluralisme seringkali disalahartikan menjadi keberagaman paham yang pada akhirnya memicu ambiguitas.

Pluralisme juga dapat berarti kesediaan untuk menerima keberagaman (pluralitas), artinya, untuk hidup secara toleran pada tatanan masyarakat yang berbeda suku, gologan,adat, hingga pandangan hidup. Pluralisme mengimplikasikan pada tindakan yang bermuara pada pengakuan kebebasan baik, kebebasan berpikir, atau kebebasan mencari informasi, sehingga untuk mencapai pluralisme diperlukanadanya kematangan dari kepribadian seseorang dan/atau sekelompok orang.

*Pluralisme Indonesia

Dalam berbangsa dan bernegara kita tentunya Mengenal kata Pluralisme (Paham Keberagaman) baik Suku, Agama, Bahasa, Golongan dan Pandangan hidup. Sebagai bangsa yang besar tentunya Indonesia adalah Negara yang mengkui paham keberagaman, sikap saling menghargai, Toleransi, gotong royong dan cinta damai antar sesama yang perlu dirawat sehingga Tak ada lagi batasan-batasan, atau sekat yang dapat memecah-belah NKRI, Namun kita semua sama dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika sebagai Idiologi yang mempersatukan.

Berbicara tentang pluralisme keindonesiaan selayaknya diterima sebagai suatu anugerah dari Tuhan yang Maha Esa yang harusnya dijaga dengan senantiasa mengedepankan rasa kebersamaan demi keutuhan NKRI yang kita Cinta ini. Janganlah kiranya Perbedaan ini seakan menutup celah untuk saling berhubungan atau berinteraksi dengan sesama namun dengan perbedaan ini bagaimana saling melengkapi sebagai bagian dari NKRI itu sendiri.  (Abdurrahman Wahid. Presiden RI Ke-4) pernah berkata "Kemajemukan Harus bisa diterima tanpa ada Perbedaan" dalam beberapa Literatur KH Abdurrahman wahid yang di gelari bapak Pluralisme Memberikan point-point penting menjadi pemikiran utamanya yakni :
1. Pluralisme dalam bertindak dan berpikir. Inilah yang melahirkan toleransi.

2. Sikap toleran tidak bergantung pada tingginya tingkat pendidikan formal atau kepintaran pemikiran secara alamiah tetapi merupakan persoalan hati dan perilaku. Inilah pemikiran yang lahir dari sosok Presiden ke-4 indonesia ini.

*Pluralisme dalam organisasi (GMKI)

GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA (GMKI) Adalah organisasi Pelayanan yang didirikan pada tanggal 09 Februari 1950 (dikediaman Dr. J. Leimena) dengan Semangat Nasionalisme dan Oikumenisme. mengakui Eksistensinya di bumi pertiwi Indonesia, dalam perjuangan dan Revolusi Kemerdekaan Indonesia dan Mengikut sertakan Gereja dalam pergerkan Oikumene. (Denominasi Gereja yang ada didalam GMKI) Di Tri Medan layan: (Perguruan Tinggi, Gereja, Dan Masyarakat) dalam Satu Motto "Ut Omnes Unum Sint" yang Menyaksikan Yesus Kristus Ialah Tuhan dan Juruselamat dalam Keesahan Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus yang Mengerjakan keselamatan Manusia untuk mewujudkan kesejahteraan, perdamaian, keadilan, dan kebenaran ditengah-tengah Masyarakat, Bangsa dan Negara (Alinea ke-3 Pembukaan Anggaran Dasar GMKI)

Dalam konteks organisasi khusus GMKI kata Pluralisme sering kali kita dengar dimana di GMKI juga mengenal akan keberagaman itu. (Baik suku, bahasa, dan juga denominasi Gereja tiap Anggotanya) Pluralisme juga mengandung makna akan indahnya sebuah keberangaman yang menyatu dalam satu paham akan kepercayaan kepada Yesus Kristus sebagai sang kepala Gerakan tanpa mengenal latar belakang suku, ras, bahasa bahkan denominasi Gereja masing-masing Anggota yang berkecimpung didalamnya.

Dalam Menyikapi setiap dinamika kehidupan organisasi tentunya banyak hal yang menjadi perhatian khususnya dalam menyikapi setiap paham Keberangaman yang mewarnai organisasi (GMKI). Tantangan tersendiri adalah selalu saja ada selisi paham yang timbul akibat latar belakang Keberagaman tersebut yang biasanya berakibat adanya konflik yang bisa saja memicu adanya perpecahan dan lambat laun mundur dari organisasi. Hanya karena tak bisa menerima perbedaan tersebut. Namun dalam menyikapi hal tersebut dibutuhkan kedewasaan yang di landasi dengan jiwa Profesionalitas dari setiap Kader dalam menghadapi dinamika organisasi yang kadang pasang surut seperti gelombang dilautan.

Pluralisme dalam Organisasi (GMKI) Hendaknya diterima sebagai bentuk Anugerah dari Tuhan yang memberikan Warna tersendiri bagi Manusia. Perbedaan selayaknya bisa diterima dalam menjalani sendi kehidupan, dalam bermasyarakat khususnya dalam konteks Organisasi GMKI sebagai perwujudan akan sebuah harmonisasi yang memberikan nilai estetika tersendiri dalam menajalani aktivitas sehari-hari dan berjalannya Roda Organisasi. 

GMKI sebagai Pusat sekolah Latihan (Pidato Dr. J. Leimena) Seyogianya kader GMKI hendaklah memiliki Spiritualitas tinggi, Integritas tinggi, Profesionalitas tinggi dalam menjalani sendi kehidupan organisasi dalam setiap dinamika yang kunjung datang menghampiri. Apa lagi dizaman ini janganlah kiranya (Paham Keberagaman) ini terpecah hanya karena tak bisa menerima, meyesuikan diri, adanya sekat-sekat antar individu atau kelompok yang memicu konflik horizontal dalam organisasi yang sejatinya dapat merusak marwah GMKI itu sendiri. Sehingga (Kolektif Kolegial) sangatlah dibutuhkan dalam membangun kesadaran akan kebersamaan dan saudara ber-saudara dalam keimanan Akan Yesus Kristus Sebagai Sang kepala Gerakan dalam manjalani misi pelanyanan Di Tri Medan Layan GMKI. 

Memaknai akan Pluralisme Indonesia dan Pluralisme dalam organisasi (GMKI) pada khususnya seyogianya bisa meberikan makna yang berarti sebagai bagian dari indonesia dan mengakui eksistensinya, peran serta dalam menjaga keutuhan NKRI.  janganlah kiranya menutup diri akan keberagaman ini namun justru menjadi pelopor persatuan, dalam setiap Ritme pergerakan Dalam GMKI.

Mari memaknai akan keberagaman ini sehingga bagi setiap kita dibutuhkan keterbukaan, menerima, dan penyesuian diri bukan mala mebuat tembok pemisah antara kamu, dia atau mereka sehingga tak mampu menerima kata "KITA". Kita Indonesia, Satu bahasa dan setanah air dan Kita (GMKI) satu Oleh karena Dia yang telah mebuat kamu, dia dan mereka menjadi Kita satu tubuh di dalam Kristus. (band. Roma : 12 : 4-5)

"Jika Hujan Adalah kesulitan, dan Matahari adalah kebahagiaan, maka kita membutuhkan Keduanya untuk bisa melihat pelangi". *Bergandengan tangan dalam kebersamaan.*

Sumber :
☆ Pluralisme Indonesia (KH Abdurrahman  wahid) di gelari sebagai bapak Pluralisme.
☆ Kita Satu Tubuh dalam Kristus tanpa perbedaan. ( Band. Roma 12 : 4-5)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dua tahun lebih vakum, BEM STIE YPUP hadir kembali dengan terpilihnya ketua baru

Hegemoni kampus, hilangnya pemikiran kritis mahasiswa

Mekanisme kuasa dan disiplin tubuh