BUDAYA KONSUMERISME GENERASI MILENIAL

Penulis: MELKIAS
              ( ketua komisariat GMKI YPYP )

Era sekarang banyak memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap generasi muda yang sering di sebut kaum millenial. Seiring dengan perkembangan tersebut tentunya ada sisi positif dan negatifnya. dipandang dari sisi positif dapat memberikan kemudahan dalam menemukan informasi dan mempercepat komunikasi yang tentunya sangat membantu manusia dalam menjalankan aktivitas. Dari sisi negatif banyak manusia yang cenderung bermalas-malasan dan tak mau mempersibuk diri. Secara sadar dapat membuat manusia tak mampu dalam mengembangkan imajinasi kaum millenial masa kini. sehingga wajar saja jika generasi millenial khususnya Mahasiswa hanya mampu menjadi konsumerisme tanpa berfikir untuk kemudian menjadi kreator perubahan yang tentunya dapat bermanfaat banyak bagi bangsa dan negara Masa kini.


Kaum milenial dalam Gerakannya hanya dapat berkecimpung didunia maya yang hebo dengan aktivitasnya memenuhi dunia tehnologi kian marak diperbincangkan. Ada apa dengan Generasi millenial masa kini? Apakah kemampuan Generasi muda hanya sebatas Penikmat perubahan? Suatu pertanyaan yang cukup menjadi bahan refleksi yang tentunya harus menjadi bahan pemikiran bagi setiap generasi muda zaman sekarang. Apa lagi jika dipadang banyak hal yang perlu menjadi bahan kajian khususnya menghadapi tantangan global yg zaman sekarang sering di sebut-sebut Era Revolusi industri 4.0


Budaya konsumerisme kian tak bisa dibendung dengan hadirnya berbagai produk-produk inport yang mewarnai dunia pemasaran indonesia, yang menjadi pertanyaan apakah kita sanggup menjadi produsen dengan kekayaan Alam yang melimpah di negri ini? Dengan jumlah penduduk yang besar, Indonesia dianggap sebagai pasar yang seksi baik oleh pelaku bisnis dalam negeri maupun luar negeri. Yang membuat seksi bukan hanya jumlahnya yang besar, melainkan juga daya beli yang tinggi.



Fakta lain yang paling menarik adalah Indonesia merupakan negara yang dipenuhi oleh konsumen muda. Mereka ini yang disebut sebagai konsumen milenial dengan jumlah populasi yang cukup besar di Indonesia. Golongan inilah yang merupakan pasar potensial untuk digarap oleh para pelaku bisnis. Anak muda merupakan salah satu pasar yang konsumtif terutama untuk industri hiburan dan makanan. Tidak heran jika banyak bermunculan tempat nongkrong di Indonesia, terutama di kota-kota besar. Ini sesuai dengan perilaku anak muda yang gemar nongkrong.


Pasar milenial Indonesia memang cukup menjanjikan. Untuk menyasar mereka sebagai pasar yang potensial, tentunya kita harus mengetahui siapa mereka, apa yang mereka sukai, seperti apa karakternya, dan sebagainya. Saya sedikit terkesan bagi beberapa anak muda indonesia yang sudah ada digaris kesuksesan yang mampu menjadi miliader muda dengan hanya memanfaatkan media yang ada seperti Pendiri gojek online, bukaLapak, Tokopedia, traveloka dll. Mereka inilah yang kemudian dapat memicu adrenalin para generasi muda dalam mencibtakan lapangan pekerjaan, dan mampu menjadi produsen sekaligus sebagai pimpinan perusahaan yang dibangun diusia yang masih tergolong muda.


Konsumen milenial juga dikenal sebagai generasi milenial, yaitu mereka yang lahir dalam rentang waktu tahun 1980 – 2000. Konsumen milenial sangat akrab dengan teknologi. Mereka merupakan generasi yang tumbuh dan berkembang bersamaan dengan perkembangan teknologi informasi yang sedemikian pesatnya. Jika boleh menyebutkan merek, mereka menjadi dewasa bersama dengan Facebook, YouTube, Microsoft, dan sejenisnya. Mau tidak mau, jika ingin mendekati mereka, kita juga harus akrab dengan berbagai macam teknologi yang mereka gunakan.

Konsumen milenial juga sangat kritis dan mereka tidak segan menyuarakan apa yang mereka rasakan melalui sosial media. Mereka sangat ekspresif dan kita sudah banyak melihat dampak kevokalan para konsumen milenial di sosial media, yang positif maupun negatif. Mereka sangat suka sharing segala hal yang menurut mereka menarik di sosial media. Media sosial penuh disesaki oleh generasi millenial.


Mereka seringkali menciptakan trending topic yang mampu mempengaruhi opini publik. Jika di masa lalu anak muda menyuarakan aspirasi melalui jalanan, sekarang mereka menyuarakan aspirasinya melalui media sosial. Aneh bukan menjadi Aktivis Sosmed? Hehe jangan dijawab cukup direnungkan.


Untuk olahraga, generasi milenial sangat menggemari sepakbola. Tren nobar (nonton bareng) Mabar (main bareng: Games, dst) di berbagai tempat, terutama café, semakin ramai. Kemudian icon idola artis juga mengalami perubahan. Sekilas itulah budaya millenial masa ini yang boleh dikata sebagai pengguna (konsumerisme) baik berupa produk maupun layanan sosial media.


Budaya literasi adalah langka awal dalam meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) sehingga mampu Berkarya bagi bangsa dan tidak hanya sebatas Konsumerisme belaka. melalui kegiatan membaca dan menulis khususnya dalam hal menulis adalah salah satu cara dalam menuangkan ide dan gagasan melalaui karya tulis sangatlah berguna bagi setiap generasi penerus bangsa masa kini. saya percaya bahwa setiap insan punya ide dan gagasan yang beragam dan unik namun yg menjadi pertanyaan adalah sanggupkah kita mengekspresikan Apa yang kemudian hadir dalam benak kita yang bisa diimplementasikan lewat gemar menulis tersebut? Langka kecil ini bisa menjadi bahan refleksi bagi setiap kita, yang dapat memotivasi setiap orang untuk bisa berkarya. Dan perlahan membuka cakrawala berfikir setiap kita sehingga mampu menjadi produsen bukan hanya sebagai konsumen konsumtif. Apa lagi insan terdidik punya banyak Referensi dari buku yang bisa dijadikan acuan dalam membangun kesadaran melalui kegiatan menulis.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dua tahun lebih vakum, BEM STIE YPUP hadir kembali dengan terpilihnya ketua baru

Hegemoni kampus, hilangnya pemikiran kritis mahasiswa

Mekanisme kuasa dan disiplin tubuh