DAMPAK DEMORALISASI DI ERA MILENIAL
Penulis: Robert Dacing
( ketua Umum mahasiswa katolik )
Rusaknya akhlak moral diera milenial semakin mengusik nalar bagi manusia pada umumnya, kita tau bahwa moral itu berbicara tentang prilaku dan Etika manusia itu sendiri. Mengikuti perkembangan zaman dan begitupun tingkah manusia terus berulah tanpa peduli orang dilingkungan sekitarnya, namun demikian timbul pertanyaan"Apakah demoralisasi itu karena perkembangan zaman"? Mungkin saja, sebab ada istilah Jauhkan yang dekat dan dekatkan yang jauh. Kita tau istilah tidak asing lagi, bagaimana tidak jika orang disekitarnya diskusi yang ada subtansi semantara yang Lainya hanya habiskan waktu untuk game.
Disitulah letak hilangnya moral manusia, belum lagi perbuatan yang merugikan orang Lain dan itu dampak dari perkembangan zaman(Teknologi). Dari berbagi perbuatan cabul hingga pembunuhan yang meneteskan darah terus meraja lela, Lalu dimana letak moral itu? Mungkin saja itu sebagian dari tingkah laku yang tidak prikemanusian. Sangat miris demoralisasi diera milenial apalagi tanpa dibekali dengan pengetahuan hingga berbicara tentang moral kadang belaka, Jika moral itu sebagai otoritas untuk menunjukan jati diri manusia! Lantas mengapa demikian dampak dari moral itu berujung opsi tidak bernalar? Dari sebagian manusia yang mengklaim bahwa moral tidak ada tolak ukurnya bahkan muncul pertanyaan, Apa barometernya terkait moral itu? Jika mengacu pertanyaan itu sangat mengusik nalar bagi yang paham dengan moral itu sendiri.
Memang benar bahwa moral itu tergantung individu, namun perlu dipahami bahwa sebagai manusia yang ada hati nurani perlu saling menghormati ataupun menghargai. Ini bukan berbicara tentang rindunya penghormatan tapi sebagaimana jati dirimu seorang manusia jika moral itu penting. Apabila mengkaji secara luas dan jelas Doktrin tentang agama hanya sebuah ilusi jika tidak dipatuhi, Moral itu tidak luput dari ajaran agama itu sendiri sebab dalam cakupan luasnya membahas saling meghargai ataupun menghormati sesama makhluk ciptaan tuhan.
Komentar
Posting Komentar