KRITIK
Kritik memiliki motif yang tajam, mencoba mencoba lebih agresif terhadap hal-hal yang membuatnya merasa tak menyenangkan. Sifatnya dalam dan selalu ingin membongkar, keyakinan yang tak konteks lagi dengan kehidupan, mereka akan menyerangnya. Kritik hadir ketika ada rangsangan rasa ingin tau. Kadang kritik menjadi musum terhadap kaum dominan.
Kritik selalu hidup dalam renungan-renungan refkektif. Apakah kritik berfungsi melindungi kita dari jurang kebodohan?, kritik kadang di batasi ketika di bersifay mengancam kedudukan kuasa. Dan kritik juga bisa menjadi musuh manusia ketika tak ingin di koreksi dengan ribuan pertanyaan. kritik bisa juga dimaknai sebagai ketidak sukaan orang-orang dengan pertanyaan-pertanyaan.
Kritik berkerja untuk meluruskan hal-hal yang kurang di mengerti oleh akal. Kritik sebuah dinamik yang lestarikan ruang pikiran. Bagaikan nietzsche yang bersemayang dimalam hari untuk menghidupkan pikiran-pikiran yang sedang tertidur. Kehidupan yang kurang dinamik, disitulah kurangnya reflektif berkerja, merawat akal meresapi dinamika-dinamika kehidupan.
Apa jadinya ketika sebuah cultur membatasi kritik hadir, Kritik di anggap sebagai ancaman terbesar terhadap kaum dominan. Dengan adanya pemahaman seperti itu, hegemoni pemikiran berkerja di ruang akademik. Dimana pola pikir di bentuk untuk menerimah aturan hidup yang telah di tentukan.
Apakah kritik akan terus menjadi musuh terhadap pemerinta?. Karna di anggap mengancam kehidupan bernegara. Disini kritik perlu dipahami secara intelek, melalui aktivitas reflektif disana kita akan mengenalnya. Kritik berfungsi untuk melindungi manusia dari jurang-jurang kebodohan.
Maka kritik bisa berfungsi dalam ruang-ruang metodologi epistemik. Untuk mengajak kita memiliki semangat berwawasan dalam aktivitas menuntut ilmu yang lebih kolektif. Kesadaran inilah yang kita perlukan dalam cultur intelek.
Komentar
Posting Komentar